Jumat, 26 November 2010

05 November 2010

Teguran Seorang AnakBaca: Lukas 2:41-52
Ayat Mas: Lukas 2:49
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 23-25; Filipi 1

Ini cerita dari D.L. Moody, dalam buku berjudul Orang Buta yang Membawa Lentera (Gloria Graffa, 2010). Seorang gadis kecil pulang dari gereja. Sambil duduk di pangkuan ayahnya ia berkata, “Ayah, apakah Ayah minum minuman keras lagi?” Perkataan putrinya itu membuat sang ayah gelisah. Jika istrinya yang menegur, tentu ia sudah hilang kesabaran dan minum lebih banyak alkohol. Namun, putrinya menegur dengan kasih. Ia pun bertobat. Sejak itu, rumahnya menjadi “surga” kecil.
Saat berusia 12 tahun, Yesus sempat membuat orangtua-Nya cemas dan mencari-cari-Nya hingga tiga hari karena terpisah dari rombongan (ayat 45,46). Ketika akhirnya Yusuf dan Maria menemukan-Nya, Yesus menegur mereka dengan mengungkap tujuan kehadiran-Nya di dunia, yakni melakukan urusan Bapa-Nya (ayat 49). Dan Maria, khususnya, menerima teguran itu untuk mengenali kehendak Allah (ayat 52). Keterbukaan komunikasi ini tidak merenggangkan hubungan, tetapi justru mengarahkan kembali keluarga itu akan rancangan besar Allah bagi mereka.
Seorang anak yang mengenal kasih Kristus sangat mungkin menjadi saksi yang berani. Sebab ia tulus, tak ada niat menjerumuskan atau mempermalukan orang lain. Khususnya bagi keluarga sendiri. Tak selalu orangtua yang mengoreksi anak. Bahkan, ketika suami atau istri tak mampu menegur pasangannya, maka si anak dapat. Justru anak kerap dapat menegur orangtua dengan cara yang lebih mudah diterima. Maka, bawa anak sedini mungkin kepada Kristus. Tanamkan kesetiaan beribadah. Dukung pertumbuhan rohaninya melalui bacaan dan pujian rohani. Agar mereka menjadi murid Kristus yang ikut mewujudkan surga kecil dalam keluarga!
DALAM KELUARGA KRISTIANI YANG MAU BERTUMBUH
SETIAP ANGGOTA TERBUKA UNTUK DITEGUR DAN MENEGUR

Penulis: Agustina Wijayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar