Jumat, 26 November 2010

21 November 2010

MatiBaca: 2 Tawarikh 9:29-31
Ayat Mas: 2 Tawarikh 9:31
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 62-64; 1 Timotius 1

Kuburan tua itu tidak terurus. Beberapa batu batanya sudah copot. Tanaman liar tumbuh tinggi di sekelilingnya. Walau bekas-bekas kemegahannya dulu masih tampak; tiang penyangga berlapis keramik di bagian tengah, juga kayu jati berukir ikan dan ular yang menaungi batu nisan. Di batu nisan itulah tulisan ini tertera: “Hidup ini fana. Demikianlah kiranya ujung dari kehidupan. Pun mereka yang memegang jabatan setinggi langit; menggenggam kekayaan sebanyak pasir di laut.” Konon, itu kuburan seorang pedagang kaya raya yang hidup jauh sebelum zaman kemerdekaan.
Begitulah, akhir kehidupan di dunia: kematian. Maka sebetulnya, aneh kalau ada saja orang yang sampai mau mengorbankan apa pun, menghalalkan segala cara, termasuk cara-cara yang kotor dan keji, demi meraih atau mempertahankan jabatan dan kekayaan. Sebab toh pada akhirnya semua itu akan ditinggalkan juga. Tidak akan dibawa mati.
Bacaan Alkitab hari ini menceritakan babak terakhir dari kehidupan Salomo, persis setelah perikop sebelumnya memaparkan tentang segala kejayaannya (2 Tawarikh 9:13-28). Dengan urut-urutan perikop demikian, penulis 2 Tawarikh seolah-olah mau mengatakan, betapa pun hebatnya manusia, ia tetap makhluk fana. Di batas akhir hidupnya, yang tinggal hanyalah seonggok kenangan.
Pesan untuk kita, jangan dimabukkan oleh jabatan dan jangan lupa diri karena harta kekayaan. Apalagi kalau karena itu, lalu kita mau berbuat apa saja, mengorbankan apa saja. Jangan. Sebab semua itu tidak abadi. Pada akhirnya, cepat atau lambat akan kita tinggalkan

JANGAN KARENA UNTUK SESUATU YANG FANA
KITA KEHILANGAN YANG KEKAL

Penulis: Ayub Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar